Siapa yang kalau ke pantai betah berlama-lama
duduk termangu diantara hamparan pasir dan gulungan ombak? Rasanya tuh damai
aja gitu, apalagi kalau pantainya masih bersih dan terjaga banget, kadang kalau
beruntung kita bisa disapa sama penyu atau kelomang.
Tapi kalau pantainya tecemar? Yah boro-boro ada hewan laut yang mendekat, yang ada hewanya mati terjerat sama sampah rumah tangga yang berakhir di laut. Udah gak bisa lagi kita pura-pura untuk gak peduli sama keadaan ini, karena kalau kita masih terus apatis, generasi di depan kita paling cuma bisa nangis, karena kecewa sama pendahulunya yang kurang bijak dalam mengelola lingkungan.
Tapi kalau pantainya tecemar? Yah boro-boro ada hewan laut yang mendekat, yang ada hewanya mati terjerat sama sampah rumah tangga yang berakhir di laut. Udah gak bisa lagi kita pura-pura untuk gak peduli sama keadaan ini, karena kalau kita masih terus apatis, generasi di depan kita paling cuma bisa nangis, karena kecewa sama pendahulunya yang kurang bijak dalam mengelola lingkungan.
Ini Keramba di Pulau Tidung yang Sempat gue kunjungi beberapa waktu lalu |
Kita memang gak akan bisa meminta semua orang untuk sepaham, tapi pasti masih ada
cara untuk setidaknya meminimalisasi
masalah sampah yang mencemari laut. Kita mulai dari hal yang kecil dulu yuk!
Tolong sediain deh kantong belanja sendiri di tas kalian, ya antisiapasi aja siapa tahu dalam perjalanan kalian tiba-tiba mau belanja? Kan lumayan kalian sudah mengurangi penggunaan selembar kantong plastik, coba kalau dalam waktu yang sama ada 100 orang aja yang berpikiran seperti itu, udah 100 lembar plastik yang bisa dihemat.
Selain udah membawa kantong belanja, gue pun lebih memilih nyodorin mangkuk atau lunch box sendiri saat beli bubur ketika sarapan. Tahu kan kalau wadah sterofoam juga merupakan sampah yang juga sulit untuk terurai. Apalagi kalau kena makanan panas, wah bisa kena radikal bebas juga. Lagian kalau bawa wadah sendiri biasanya buburnya diakasih lebih banyak, heheh.
Untuk menjaga indahnya laut Indonesia dan menghalau sampah yang akan berakhir di laut, Danone-AQUA (AQUA) bekerjasama dengan The Ocean Cleanup, sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada pengembangan teknologi untuk mengurangi sampah plastic dari laut, hari ini mengumumkan hasil penelitian terkait dengan upaya penanganan sampah di sungai dengan memanfaatkan Interceptor 001. Interceptor 001 menjadi salah satu solusi pencegahan sampah di sungai untuk tidak masuk ke laut pertama yang ada di dunia. Penelitian ini sendiri didukung oleh Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Interceptor
001 saat ini berada di drainase Cengkareng (Cengkareng Drain), Pantai Indah
Kapuk,Jakarta. Sistem ini sendiri sangat ramah lingkungan karena 100% bertenaga
surya dengan baterai lithium-ion sehingga dapat beroperasi siang dan malam
tanpa suara bising ataupun mengeluarkan asap. Sistem ini berfungsi untuk
mengambil sampah plastik dari sungai, yang kemudian akan disortir, dan mencegah
agar sampah tersebut tidak masuk ke laut.
Hingga saat ini, sudah ada empat Interceptor™ di dunia: dua diantaranya telah beroperasi di Jakarta (Indonesia) dan Klang (Malaysia). Sistem ketiga akan segera ditempatkan di Can Tho yang terletak di Mekong Delta (Vietnam), dan sistem keempat akan ditempatkan di Santo Domingo (Republik Dominika). “Agar sampah benar-benar hilang dari laut, kita harus membersihkan sampah plastik yang sudah ada di laut dan disaat bersamaan, ‘menutup keran’ sampah plastik, yaitu sungai, agar tidak ada lagi aliran sampah plastik masuk ke laut.
Hingga saat ini, sudah ada empat Interceptor™ di dunia: dua diantaranya telah beroperasi di Jakarta (Indonesia) dan Klang (Malaysia). Sistem ketiga akan segera ditempatkan di Can Tho yang terletak di Mekong Delta (Vietnam), dan sistem keempat akan ditempatkan di Santo Domingo (Republik Dominika). “Agar sampah benar-benar hilang dari laut, kita harus membersihkan sampah plastik yang sudah ada di laut dan disaat bersamaan, ‘menutup keran’ sampah plastik, yaitu sungai, agar tidak ada lagi aliran sampah plastik masuk ke laut.
Boyan Slat,Founder and CEO of The Ocean Cleanup |
Kerjasama dengan Danone digabung dengan pendekatan yang sistematis dari The
Ocean Cleanup serta program pembersihan sungai yang sudah dilakukan oleh pemerintah
akan sangat membantu menciptakan laut Indonesia yang lebih bersih,” ujar Boyan Slat,Founder and CEO of The Ocean Cleanup.
The Ocean Cleanup memulai penelitian dan proyek mereka untuk sungai sejak 2015. Interceptor 001 sendiri merupakan bagian dari kerjasama penelitian antara Danone dan The Ocean Cleanup yang dimulai Januari 2018. Di Indonesia, kerjasama tersebut dimulai sejak 2018 antara Pemerintah Indonesia dan Belanda, dan dikembangkan lebih lanjut di Mei 2019 dengan penambahan program penelitian yang dikoordinir oleh AQUA untuk menemukan metode pengumpulan dan pengolahan sampah plastik dari
The Ocean Cleanup memulai penelitian dan proyek mereka untuk sungai sejak 2015. Interceptor 001 sendiri merupakan bagian dari kerjasama penelitian antara Danone dan The Ocean Cleanup yang dimulai Januari 2018. Di Indonesia, kerjasama tersebut dimulai sejak 2018 antara Pemerintah Indonesia dan Belanda, dan dikembangkan lebih lanjut di Mei 2019 dengan penambahan program penelitian yang dikoordinir oleh AQUA untuk menemukan metode pengumpulan dan pengolahan sampah plastik dari
sungai
terbaik agar sampah tersebut tidak mengotori laut.
Penelitian yang
berlangsung di lokasi yang sama dengan Interceptor 001 tersebut mencakup 3
lingkup, yaitu:
1. Plastic
Waste Flow – mengukur kuantitas dan tipologi sampah plastik di sungai.
2. Facility
Design – mengembangkan sistem pemilahan yang efektif dan aman untuk memproses sampah
plastik dari sungai.
3. End Market
Solution – mengindentifikasi teknologi dan industri yang mampu mendaur ulang sampah
plastik dari sungai.
Hadir juga Hamish Daud founder Indonesian Ocean Pride pada diskusi #BijakBerplastik 31 Oktober 2019 di hotel Kempinski Jakarta. |
Direktur Utama PT Tirta Investama
(Danone-AQUA), Corine Tap, mengatakan, “Kami sangat berbahagia
dapat bekerjasama dengan The Ocean Cleanup untuk mengoperasikan sistem pertama yang
bukan hanya dapat mencegah sampah plastik masuk ke laut, namun juga membantu membersihkan
sungai-sungai.
Sebagai merek
kelahiran Indonesia dengan pengalaman selama lebih dari 46 tahun, kami
senantiasa melakukan inovasi-inovasi dan fokus pada aksi nyata dalam mencapai tujuan
dan membawa kebaikan kepada masyarakat. Kerjasama kami dengan The Ocean Cleanup
merupakan bukti dari komitmen kami tersebut dan AQUA merasa bangga bermitra
dengan The Ocean Cleanup untuk memulai penelitian ini.
Sejalan
dengan komitmen kami untuk mengumpulkan lebih banyak dari yang kita produksi,
tahun lalu, kami menjadi pionir dengan meluncurkan gerakan #BijakBerplastik.
Gerakan ini juga menjadi wujud nyata upaya kami untuk menumbuhkan budaya daur ulang
serta tanggung jawab lingkungan di Indonesia melalui kerjasama dengan mitra dan
juga jutaan konsumen kami.”
Program bagus bgt ini. Tapi paling penting semia harus peduli mengurangi sampah plastik.
ReplyDeleteWalaupun sulit juga ternyata keluar dari jeratan penggunaan plastik.itu kalo saya lho :)