“Jangan
lupa pakai masker!” menu pagi yang kerap gue dengar saat Memey melihat gue pamit
keluar rumah.
Gak bisa dipungkiri udara dan langit Jakarta udah penuh dengan polusi, bahkan pernah juga gue ngerasain jarak pandang yang terbatas ketika melintas di jalan protokol, bukan…bukan karena kabut romantis macam di drama-drama Korea! Enggak sama sekali kabut yang gue temui adalah salah satu bentuk ‘sumbangan’ dari asap kendaraan bermotor!
Gak bisa dipungkiri udara dan langit Jakarta udah penuh dengan polusi, bahkan pernah juga gue ngerasain jarak pandang yang terbatas ketika melintas di jalan protokol, bukan…bukan karena kabut romantis macam di drama-drama Korea! Enggak sama sekali kabut yang gue temui adalah salah satu bentuk ‘sumbangan’ dari asap kendaraan bermotor!
Ya emang hal ini sudah jadi isu klasik yang efeknya kian mengusik! cuma gue kan gak bisa berdiam diri terus tanpa melakukan apa-apa, bersyukurmya gue gak bisa mengendarai kendaraan hehe, jadi ya kemana-mana juga naik transpotasi umum, ya emang mungkin hal ini gak akan berarti apa-apa kalau cuma gue yang ngelakuin sendiri.
Makanya seneng banget ketika gue denger ada gerakan Jalan Hijau! Apaan tuh Pir?
Kampanye Jalan Hijau merupkan kampanye yang dilakukan oleh BPTJ
(Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek) bertujuan untuk mendorong semaksimal
mungkin masyarakat untuk berpindah dari kendaraan (bermotor) pribadi ke
angkutan umum massal dan berjalan kaki. Semakin banyak orang beralih dengan berjalan
kaki dan menggunakan angkutan umum massal maka akan semakin ramah lingkungan
kondisi jalan jalan kita (green/hijau).
Hal-hal yang melatarbelakangi kampanye #Jalanhijau ini seperti
yang sudah gue tulis di atas, berkaitan dengan isu transportasi dan isu kesehatan/lingkungan. Isu transportasi adalah kenyataan
bahwa lalu-lintas semakin macet dengan tingginya penggunaan kendaraan
(bernotor) pribadi dan masih belum maksimalnya pemanfaatan angkutan umum massal
dan aktifitas berjalan kaki.
Dari sisi isu kesehatan fakta menunjukkan
kemacetan akibat tingginya penggunaan kendaraan pribadi (bermotor) menyebabkan
polusi udara parah yang berdampak serius bagi kesehatan. Selain itu tingginya penggunaan kendaraan pribadi
terutama sepeda motor menyebabkan kecenderungan masyarakat menjadi kurang
bergerak sehingga resiko terkena penyakit non infeksi menjadi semakin tinggi
pada usia muda.
Dengan melihat kenyataan banyak juga kecenderungan pada jarak-jarak tertentu yang seharusnya dapat ditempuh dengan berjalan kaki, kini masyarakat lebih memilih menggunakan sepeda motor.
Dengan melihat kenyataan banyak juga kecenderungan pada jarak-jarak tertentu yang seharusnya dapat ditempuh dengan berjalan kaki, kini masyarakat lebih memilih menggunakan sepeda motor.
Saat ini rata-rata orang Indonesia sangat
minim dalam hal berjalan kaki, rata rata hanya 3000 langkah/hari, seharusnya
minimal 6000 langkah/hari atau idealnya 10.000 langkah/hari. Kondisi ini
menyebabkan faktor resiko terkena penyakit non infeksi di Indonesia karena
kurang gerak fisik berdasarkan data dari Kemenkes meningkat dari semula 26,1 %
(2017) menjadi 33,5 % (2018).
Apa Aja Kegiatan dari #JalanHijau?
Kegiatan yang dilakukan adalah turun ke
jalan menyampaikan pesan-pesan apresiasi kepada masyarakat yang telah melakukan
kegiatan berjalan kaki dan menggunakan angkutan umum serta ajakan untuk
menggunakan angkutan umum bagi mereka yang masih menggunakan kendaraan pribadi.
Penyampaian pesan dilakukan baik dengan poster-poster
oleh petugas, pembagian masker,
pin, kipas dan tumbler yang
kesemuanya memuat pesan2 terntang berjalan kaki dan naik angkutan umum massal.
Kegiatan ini berlangsung Senin 19/8/2019 sampai dengan
Kamis 22/8/2019 di Jakarta, Depok dan Bekasi dengan melibatkan taruna/ni
Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD).
Nah kebetulan untuk di Depok bertitik di
lampu merah Cijago! Sempat liat jug ague, betapa antusiasnya pejalan kaki yang
tiba-tiba dikasih souvenir dari petugas BPTJ yang sedang melakukan aksi
sosialisasi supaya, para pengendara bermotor kedepannya juga turut
berpartisipasi dengan berjalan kaki jika jarak tempuhny masih dekat.
Mengapa pesan-pesan yang bersifat
apresiasi kepada mereka yang telah melakukan aktifitas berjalan kaki dan
menggunakan angkutan umum massal? Karena mereka yang dengan kesadaran sendiri
melakukan hal tersebut secara langsung telah memberikan kontribusi dalam
mengurangi kemacetan dan sekaligus kesehatan lingkungan. Sebagai bagian dari
apresiasi kita juga meminta feedback/masukan tentang hal-hal apa yang sekiranya
perlu dibenahi untuk menunjang aktifitas menggunakan angkutan umum dan berjalan
kaki. Diharapkan hal ini akan memberikan dampak persuasive kepada pengguna
kendaraan pribadi untuk melakukan hal yang sama.
Proses penyampaian pesan dilakukan dengan mendekatkan isu-isu terkait dengan kesehatan.
Benefit benefit dari sisi kesehatan yang diperoleh baik secara personal maupun
bagi masyarakat secara keseluruhan apabila melakukan aktifitas berjalan kaki
maupun menggunakan angkutan umum massal diharapkan akan semakin menyadarkan
masyarakat tentang pentingnya berpindah dari penggunaan kendaraan (bermotor)
pribadi ke aktifitas berjalan kaki dan menggunakan angkutan umum massal.
No comments:
Post a Comment
Naek ke Genteng pake baju batik
batiknya dibeli di pulo gedong
Abang Ganteng dan Mpok yang cantik
kalo udah baca jangan lupa kasih KOMEN doonk