Pernah suatu waktu gue main ke kosan teman, gue melihat
kaleng bekas biskuit tapi dengan label tulisan tangannya “Untuk test TOEFL”,
gue dekati dan mengernyitkan dahi sambil bertanya ke teman gue itu.
“Ini celengan kok isinya dua puluh ribuan semua?”
“Oh iya, sengaja gue lagi menerapkan the power of dua puluh
ribu nih Pir!”
Iya udah sering banget gue dengar dan bahkan di instagram
banyak kok berseliweran tentang gerakan The Power Of Dua Puluh Ribu.
“Gilak konsisten amat!” gitu pikir gue.
Ya bayangin aja setiap nerima kembalian dengan pecahan dua
puluh ribu, otomatis uang akan berakhir ke dalam kaleng biskuit itu.
Tidak sampai disitu, 2 bulan kemudian teman gue ini
mengabari kalau Dia sudah mendaftar untuk test TOEFL dari hasil tabungan dari
kaleng bekas bikuit.
Gue masih bergeming, belum juga tergerak untuk melakukan hal
yang sama.
Minggu Lalu…
Gue sengaja main ke rumah tetangga gue Kak Rora, meski rumah
kita berselang beberapa rumah, tapi sulit untuk bertemu karena kesibukannya
masing-masing. Ada yang takjub saat Dia mengumpulkan sisa-sisa uang kembalian
dari kantong celananya.
Gue amati secara perlahan sambil membiarkan Kak Rora terus
menghitung lembaran sepuluh ribuan, lima ribuan, tapi malah menyingkirkan
pecahan dua puluh ribuan sambil bilang,”Ah ini sih uang haram!”
“Waduh lama gak ketemu, jangan-jangan elu udah bisnis barang
haram nih!” pkiran jelek gue langsung bergelayut di kepala, meski begitu Kak
Rora acuh aja sama perkataan gue dan malah melempar senyum.
Sampai akhirnya Dia selesai memisahkan uang sesuai dengan
pecahannya masing-masing, “Pir tolong lu bukain dah lemari gue, terus rogoh
boneka yang ada di pojok kiri!”
Gue ikutin maunya, tapi sayang gue gak nemu benda yang
teksturnya empuk seperti boneka yang ada malah celengan berbentuk teddy bear
yang penuh dengan lembaran uang dua puluh ribuan.
“Heran lu pasti nih, liat gue punya celengan ini!” gitu
katanya.
Iyalah gue heran, secara si maniak tahu gejrot ini
bisa-bisanya berhasil mengumpulkan banyak uang di celengannya. Kemudian Dia
membuka tabir rahasianya ini ke gue. Kak Rora cerita, jadi setiap Dia jajan
kalo ada kembalian pecahan dua puluh ribu pasti langsung dipisahin.
Bahkan pernah suatu pagi saat mau beli bubur seharga sepuluh
ribu untuk sarapan dengan menggunakan uang lima puluh ribuan, Kak Rora
mendapati kembalian dua lembar dua puluh ribuan, walhasil Dia sampai pinjam ke
temannya untuk beli minum untuk mengamankan lembaran dua puluh ribuan tersebut
untuk ditabung. Pahamlah gue jadinya kenapa Dia menyebut pecahan dua puluh ribu
sebagai uang haram hahah!
Saat gue tanya berapa jumlahnya, Dia bilang cukuplah untuk beli tiket jalan-jalan ke Korea! Ala makjang takjub gue dibuatnya! |
Kalo emang udah niat, ternyata mekipun cuma berawal dari
selembar dua puluh ribu, tapi kalo kita komitmen dan melakukannya secara
continue, siapa sangka kalo hasilnya sudah bisa buat beli tiket liburan. Meski
dalam prakteknya harus ada yang dikorbankan, iya jatah uang jajan akan otomatis
berkurang setiap mendapati lembaran dua puluh ribu mampir di tangannya.
Tapi untuk yang rada susah untuk menabung, mungkin ada
baiknya cari-cari informasi di moneysmart.id ada banyak informasi yang
bermanfaat yang bisa kamu pelajari seperti misal ada kebiasaan-kebiasaan
orangtua yang memenagaruhi anak agar bisa mengatur keuangan.
Yakni dengan cara :
1. Belanja seperlunya,
tidak menunjukkan sikap gemar
belanja sejak dini, Seringnya anak-anak melihat orangtuanya belanja secara
berlebihan membuat anak berpandangan sering belanja itu bukanlah masalah.
Tapi malah hal yang patut ditiru.
Padahal, kita sama-sama tahu. Keseringan belanja adalah
bagian dari perilaku boros. Buat kamu yang gak mau punya anak-anak yang boros,
segera deh hentikan kebiasaan yang gak baik tersebut.
Ajaklah anak berbelanja dengan terlebih dahulu menyusun
bujet dan daftar belanjaan. Beri tahu anak mana kebutuhan yang harus dapat
prioritas dan mana yang bisa ditunda pembeliannya.
2. Menghindari kartu kredit, hindari penggunaan kartu kredit
terlampau sering di depan anak. Soalnya itu keseringan pakai kartu kredit bisa
jadi contoh yang gak baik buat mereka.
Nah, buat kamu yang terbiasa transaksi pakai kartu kredit,
batasi deh penggunaannya. Katakan kepada anak-anak kalau kartu kredit
dimanfaatkan buat hal-hal yang perlu aja.
3. Berdiskusi mengenai keungan dengan cara yang sederhana,
banyak orangtua yang enggan diskusi soal uang di depan anak-anaknya. Selain
sulit memberi pengertian kepada anak-anak, diskusi keuangan dapat bikin
anak-anak cepat jemu.
Namun, anggapan tersebut lebih baik jangan dijadikan
pembenaran buat gak mendidik anak agar bisa mengatur keuangan. Orangtua harus
bersabar dan pelan-pelan dalam mendidik anak soal urusan keuangan.
Kasih jawaban sederhana dan benar-benar bisa dipahami kalau
mereka mengajukan pertanyaan. Bimbing mereka sampai paham betul konsep
pengaturan keuangan.
4. Tidak bearargumen masalah keuangan di depan anak juga
patut diperhatikan, Apa pun urusannya, beradu argumen hingga memantik kemarahan
bukanlah perbuatan yang baik dilakukan di depan anak-anak. Boleh-boleh aja
adanya selisih pendapat dengan pasangan. Namun, hal tersebut jangan sampai
disaksikan mereka.
Apalagi kalau hal yang diperdebatkan ada sangkut pautnya
dengan masalah keuangan. Bisa-bisa anak yang menyaksikannya jadi takut dengan
persoalan yang ada hubungannya dengan keuangan. Karena itu, mereka pun jadi
takut berhadapan dengan masalah keuangan.
Dari hal-hal diatas ternyata ada banyak celah supaya kita
bisa gemar menabung dan membedakan antara kebutuhan dan keinginan agar kamu
juga bisa ikutan kompetisi blog dengan tema #CerdasDenganUangmu iInfo lebih lengkap di sini yah
Waduww the power of dua puluh rebuan. Bisa-bisa gue tiap minta kembalian gamau uang dua puluh rebuan ntar. Haha
ReplyDeleteTapi gue ngikutin temen gue. The power of dua rebuan. Tiap hari nabung dua rebuan tapo kadang suka bolos juga. Hehe kuingin konsisten ko susah yaa
Kadang uang dua rebuannya gue ambil selembar kalau mau pergi. Buat babang babang parkiran biasanya. Ucup 2019 harus bisa konsistenn..
Memang butuh komitmen dan konsisten ya cup buat menjalaninya, biar hasilnya juga memuaskan!
Deletehahah kalo ngasih lima rubuan takut gak ada kembaliannya yak? :3
Dua puluh ribu memang mempunyai kekuatan menabung yang di gencarkan lewat media sosial
ReplyDeleteAsalkan konsisten, lumayan lah kalau sebulan bisa dapat 600.000
Pertama tahu metode menabung 20.000 dari bukunya Ippho yang gue baca awal-awal kuliah. Sempet menerapkan, tapi cuma beberapa bulan langsung berhenti. Celengan gampang penuh. Malas menabung lagi karena sama aja boros, sih. Jajan cuma 7.000 pakai gocapan. Kembalian 43.000, kan 2 lembar 20.000-nya mesti ditabung. Sisa 3.000. Pas mau jajan lagi, mecah duit 50k mulu jadinya. Bukannya berhemat. :(
ReplyDelete